Awalnya, ini
pertanyaan yang sepele dan mungkin orang juga belum tentu memikirkan kenapa
harus menghemat listrik. Kita sering mendengar “Save Energy”, “Hemat Listrik”,
dll yang berhubungan dengan penghematan listrik. Tapi, berkat pertanyaan dari
guru IPA, gue sendiri jadi mulai mikir kenapa harus menghemat listrik.
Pertama, kita
harus tahu sebenernya asal usul si “listrik” itu.
Michael Faraday adalah ilmuwan Inggris
yang mendapat julukan “Bapak Listrik”, karena berkat usahanya listrik menjadi
teknologi yang banyak gunanya.
Banyak tokoh penyumbang dalam hal kelistrikan:
Charles Augustine de Coulomb, Count Alessandro Volta, Hans Christian Oersted
dan Andre Marie Ampere. Mereka-mereka ini diantara jago-jago terbaik di bidang
listrik. Namun, puncak bin puncak dari semuanya adalah ilmuwan Inggris Michael
Faraday dan James Clerk Maxwell. Walaupun kerja kedua orang itu berkaitan satu
sama lain dan saling lengkap-melengkapi, tetapi mereka bukan berada dalam satu
tim, masing-masing mencipta secara pribadi.
Tahun
1831, Faraday menemukan bahwa bilamana magnet dilalui lewat sepotong kawat,
arus akan mengalir di kawat sedangkan magnet bergerak. Keadaan ini disebut
“pengaruh elektro magnetik,” dan penemuan ini disebut “Hukum
Faraday” dan pada umumnya dianggap penemuan Faraday yang
terpenting dan terbesar.
Ini merupakan penemuan yang monumental, dengan
dua alasan. Pertama, “Hukum Faraday” mempunyai arti penting yang mendasar dalam
hubungan dengan pengertian teoritis kita tentang elektro magnetik. Kedua,
elektro magnetik dapat digunakan untuk menggerakkan secara terus-menerus arus
aliran listrik seperti diperagakan sendiri oleh Faraday lewat pembuatan dinamo
listrik pertama. Meski generator tenaga pembangkit listrik kita untuk mensuplai
kota dan pabrik dewasa ini jauh lebih sempurna ketimbang apa yang diperbuat
Faraday, tetapi kesemuanya berdasar pada prinsip serupa dengan pengaruh elektro
magnetik.
Yup, temuan
yang menakjubkan! Amazing yaa bisa nemuin listrik yang bermanfaat buat
kehidupan orang banyak :D
Mengapa
harus menghemat listrik?
Permintaan listrik di Indonesia meningkat terus, baik untuk
kegiatan rumah tangga, perkantoran, ataupun industri. Namun, pasokan listrik Indonesia
yang dihasilkan oleh pembangkit belum dapat memenuhi kebutuhan listrik seluruh
rakyat Indonesia. Terbatasnya kapasitas pembangkit listrikyang ada saat ini
tentu saja tidak mampu mengikuti laju kebutuhan konsumsi listrik kita, apalagi
bila penggunaannya boros. Konsumsi listrik yang boros berdampak pada
berkurangnya pasokan listrik sehingga terjadi pemadaman bergilir,
Selain itu, tidak banyak yang menyadari bahwa saat ini pasokan listrik di Indonesia belum tersebar merata. Misalnya masih ada sekitar 45 persen penduduk Indonesia yang belum menikmati listrik. Ironisnya, mereka yang punya akses listrik, melakukan gaya hidup boros tanpa menyadari bahwa listrik adalah komoditas yang seharusnya dibagi rata dengan banyak orang di seluruh Indonesia.
Yang juga tidak banyak diketahui oleh masyarakat adalah bahwa semakin tinggi konsumsi listrik maka akan semakin tinggi pula emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik, dimana 60 persen diantaranya menggunakan bahan bakar fosil. Sementara pembakaran bahan bakar fosil adalah penyebab utama terjadinya pemanasan global, yang berdampak pada meningkatnya suhu bumi secara global.
Tindakan menghemat listrik sesungguhnya tidak terbatas pada mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan. Tindakan lain yang tidak kalah pentingnya adalah menggunakan peralatan elektronik yang mempunyai daya kecil (watt) namun dengan kualitas yang tidak kalah bagusnya.
Tindakan hemat listrik tidak terbatas untuk menghemat pengeluaran tapi juga merupakan tindakan bijak yang berguna bagi kepentingan orang banyak, di masa kini dan masa mendatang.
Sudah saatnya bagi kita untuk mulai mengubah gaya hidup boros listrik karena listrik bukanlah hak milik perorangan yang bisa dikonsumsi seenaknya.
Selain itu, tidak banyak yang menyadari bahwa saat ini pasokan listrik di Indonesia belum tersebar merata. Misalnya masih ada sekitar 45 persen penduduk Indonesia yang belum menikmati listrik. Ironisnya, mereka yang punya akses listrik, melakukan gaya hidup boros tanpa menyadari bahwa listrik adalah komoditas yang seharusnya dibagi rata dengan banyak orang di seluruh Indonesia.
Yang juga tidak banyak diketahui oleh masyarakat adalah bahwa semakin tinggi konsumsi listrik maka akan semakin tinggi pula emisi karbon yang dihasilkan dari pembangkit listrik, dimana 60 persen diantaranya menggunakan bahan bakar fosil. Sementara pembakaran bahan bakar fosil adalah penyebab utama terjadinya pemanasan global, yang berdampak pada meningkatnya suhu bumi secara global.
Tindakan menghemat listrik sesungguhnya tidak terbatas pada mematikan peralatan elektronik yang tidak digunakan. Tindakan lain yang tidak kalah pentingnya adalah menggunakan peralatan elektronik yang mempunyai daya kecil (watt) namun dengan kualitas yang tidak kalah bagusnya.
Tindakan hemat listrik tidak terbatas untuk menghemat pengeluaran tapi juga merupakan tindakan bijak yang berguna bagi kepentingan orang banyak, di masa kini dan masa mendatang.
Sudah saatnya bagi kita untuk mulai mengubah gaya hidup boros listrik karena listrik bukanlah hak milik perorangan yang bisa dikonsumsi seenaknya.
Banyak cara
yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah, maupun kelompok tertentu untuk
menggalakkan penghematan listrik
misalnya melalui program Earth Hour Indonesia.
Earth Hour (bahasa Indonesia: Jam Bumi) adalah sebuah kegiatan global yang diadakan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya. Kegiatan ini berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim. Kegiatan yang dicetuskan WWF dan Leo Burnett ini pertama kali diselenggarakan pada tahun 2007.
Apabila 10% penduduk Jakarta** berpartisipasi
dalam EARTH HOUR, maka Jakarta dapat menghemat konsumsi listriknya sebesar
300MWh, yakni setara dengan:
- Mematikan 1 pembangkit listrik dan menyalakan sekitar 900 desa
- Mengurangi 267,3 ton CO2
- Daya serap lebih dari 267 pohon (1 pohon mampu menyerap 1 ton CO2 dalam 20 tahun masa hidupnya)
- Persediaan O2 untuk lebih dari 534 orang (1 pohon mampu memberikan O2 bagi 2 orang dalam 20 tahun masa hidupnya)
- Apabila (300MWh = 1.080.000MJ) X Rp 200/MJ = menghemat biaya listrik hingga Rp 216.600.000,-
** 10% penduduk Jakarta diasumsikan 700 ribu orang mematikan 2 lampu
setiap rumah.
Waw, 700 ribu orang ajah udah bisa menghemat segitu banyak yaa, apalagi
kalo satu Indonesia, pasti bisa hemat lebih banyak yaa ;)
Program Earth Hour ini juga ada di luar negeri, karena memang
terinspirasi sama tetangga kita yang udah ngelaksanain program ini dan program WWF juga. Buat
temen-temen yang mau ikut Earth Hour, catet! Sabtu, 29 Maret 2014 Pk 20.30-21.30
waktu setempat. Tapi ya kalo mau hemat listrik kapan ajah bisa kok :D
Program Earth Hour 2008 di Colloseum, Roma
Bagaimana sih
cara menghemat listrik yang ga ribet?
Sederhana guys.
Hanya dengan langkah-langkah sederhana :
- Matikan alat listrik yang sudah tak diperlukan lagi, misalnya dengan satu lampu sudah cukup terang, lampu lainnya matikan atau bisa juga apabila ruangan tidak terlalu panas, tidak perlu gunakan AC, karena dampak AC tidak hanya boros listrik, tapi juga mengandung Chlrofluorocarbon (CFC) dalam bentuk freon yang berfungsi sebagai pendingin dan berbahaya bagi bumi karena dapat merusak lapisan ozon bumi yang akan menyebabkan peningkatan suhu di bumi, akibatnya bumi akan sangat panas dan terjadi perubahan iklim yang tidak menentu.
- Gunakan alat listrik yang benar-benar sesuai kebutuhan, misalnya daerah yang tidak terlalu panas (contoh : pegunungan) pakai kipas angin saja, tidak perlu AC yang berdaya besar.
Tapi, jangan sampai keputusan kita
menghemat listrik justru malah jadi membuat kita terlalu pelit. Kalau misalnya
kita benar-benar butuh listrik, misalnya untuk penerangan saat belajar, ya pake
saja selagi masih hemat. Jangan sampe kita rela-rela baca dan belajar di tempat
gelap-gelap hanya demi menghemat listrik =)) sayang-sayang matanya loh yaa!
Membaca di tempat gelap bisa membuat mata jadi rusak.
Manfaat menghemat listrik :
- Menghemat uang. Biaya yang dikeluarkan untuk bayar listrik jadi lebih kecil. Uangnya bisa ditabung :D
- Tidak menambah masalah pemanasan global. Seperti yang dijelaskan tadi, karena listrik ada energi fosilnya maka pembakarannya itu bisa menyebabkan pemanasan global. Dengan berhemat listrik akan mengurangi pembakaran energi fosil, sehingga tidak menambah masalah pemanasan global di bumi.
- Kalau boros maka energi listrik lebih cepat habis dibandingkan dengan berhemat.
Jadi, kita memang harus menghemat
listrik. Seperti kata Peterpan yang udah menjelma jadi Noah, “Tak Ada yang
Abadi”, kecuali Tuhan. Energi tidak abadi suatu saat akan habis bila terus
dieksploitasi tanpa melestarikannya. Ga ada salahnya menghemat listrik kan? Ga
buang tenaga, uang, pikiran, dan dari menghemat listrik juga termasuk cara
untuk bersyukur atas semua yang udah Tuhan kasih. Hemat listrik? Yes, boros
listrik? No!^^
Sumber :
wimvynurbahri.blogspot.com
id.wikipedia.org
earthhour.wwf.or.id
biografi.rumus.web.id
tataruang.indonesia.com
tataruang.indonesia.com
dari judul artikel ini jelas karena biaya listrik merupakan salah satu cost penggeluaran yang rutin dikeluarkan kalo kita tidak dapat menghemat ini makan akan berapa besar biaya perbulan untuk listrik aja belum ditambah biaya pengeluaran lain-lainnya
BalasHapushttps://sharingelektronik.wordpress.com/2015/06/01/tips-hemat-listrik-meski-menggunakan-kipas-angin-dan-ac/
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus