Kamis, 25 Desember 2014

Apa Ulah Korea Utara Selama Ini?



Korea Utara. Negara yang saat ini di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, generasi ketiga pemerintahan Korea Utara ini memang sangat kontroversial. Boleh dibilang sebagai negara yang “usil” mengganggu tetangganya dan agak tertutup.
Ok, kita mulai cerita gimana bisa ada Korea Utara dan Korea Selatan...
Semua bermula dari perang di Korea, namanya Perang Korea, dan itu mengakibatkan pecahnya Korea menjadi Korea Utara dan Korea Selatan. Ini semua adalah akibat perbedaan paham atau ideologi antara Amerika Serikat dan Uni Soviet (paham komunis) sehingga terpecah menjadi Korea Selatan di bawah Amerika Serikat dan Korea Utara di bawah Uni Soviet dan RRT yang memiliki paham yang sama. Oleh sebab itu, negara ini sulit disatukan.
Namanya berpisah, pasti udah ga ada kesepahaman antara dua belah pihak. Jelas dua negara ini sudah berbeda secara kasat mata, yaitu
  • Nama negara : Korea Utara dan Korea Selatan
  • Pemerintahan : Korea Utara menggunakan sistem pewarisan kekuasaan, semacam Inggris gitu. Sedangkan, Korea Selatan memiliki presiden yang dipilih melalui pemilihan.
  • Korea Utara lebih tertutup dibandingkan Korea Selatan. Korea Utara melarang masyarakatnya untuk melihat tayangan luar negeri atau menggunakan, melihat, dll kebudayaan luar negeri, khususnya budaya Barat. Apabila ketahuan menonton film Barat maka akan dibunuh hingga generasi ketiga. Korea Utara juga tertutup dalam hal wisata, untuk mengunjungi Korea Utara harus beramai-ramai (rombongan) dan diawasi oleh pemerintah karena turis dilarang untuk berbicara dengan warga Korea Utara. Berbeda dengan Korea Selatan yang sangat membuka diri dengan kemajuan Korea Selatan sekarang.
Begitu tertutupnya Korea Utara dan “usil”nya Korea Utara ini menjadi perhatian dunia Internasional, hubungan Korea Utara dan Korea Selatan yang menegang dikhawatirkan terjadi perang, bahkan isu pelanggaran HAM di Korea Utara menjadi sorotan publik.  Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan laporan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Pemerintah Korea Utara terhadap rakyatnya sendiri. Laporan setebal 374 halaman itu menyentak dunia internasional.

Laporan yang dikeluarkan pada Selasa, 18 Februari 2014 tersebut memaparkan kontrol ketat yang dilakukan oleh Pemerintah Korea Utara terhadap rakyatnya. Berikut ini 10 laporan penting dari penyelidik PBB :

Anak-anak dipaksa untuk mengikuti sesi “pengakuan dan kritikan” mingguan sebagai bagian indoktrinasi.
Berdasarkan pengakuan anak-anak di Korea Utara, mereka diperkenalkan pada sesi “pengakuan dan kritikan” ini pada usia dini. Mereka dikumpulkan setiap minggu dan bergantian berdiri menggambarkan aktivitas pada pekan sebelumnya. Hal itu dimaksudkan bahwa mereka harus hidup sesuai dengan filosofi pemimpin Korea Utara.
Anak-anak harus mengikuti filosofi tersebut dan harus mengidentifikasi anak lain yang tidak bisa mengikuti aturan yang ada untuk dikritik. Bila mereka tidak bisa mengidentifikasi, maka anak-anak tersebut tidak diizinkan untuk duduk.

100 .000 anak dipaksa ikut serta dalam parade olahraga, untuk menghormati pemerintah
Setiap siswa, khususnya mahasiswa, dipaksa untuk berlatih koreografi selama enam bulan, 10 jam per hari hanya untuk mengikuti parade yang berlangsung dalam waktu singkat. Dalam latihan —yang berlangsung di Stadion Kim Il-Sung dan saat itu dihadiri mantan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Il— beberapa siswa dilaporkan pingsan, karena kelelahan.
Siswa yang pingsan banyak terjadi, apalagi saat itu cuaca tengah dalam kondisi panas dan latihan berlangsung di lapangan dengan lantai beton. Mereka berlatih hingga gerakan sempurna. Setiap yang melakukan kesalahan, harus tetap di tempat latihan hingga tengah malam sebagai hukuman.
Seorang siswa berusia 7 atau 8 tahun, dilaporkan tewas dalam latihan karena tidak dirawat dengan cepat akibat penyakit lambung akut yang dideritanya. Anak itu kemudian dianggap sebagai pahlawan karena dinilai telah memberikan nyawanya demi Kim Jong-Il. 
                                
Jasad tahanan dibakar dan abunya digunakan sebagai pupuk
Berdasarkan keterangan yang diperoleh oleh penyelidik PBB dari seorang petani, praktek pembakaran jasad dan menggunakan abu jenazah sebagai pupuk, berlangsung di Penjara Kyohwaso Nomor 12. Menurut petani tersebut, hingga dirinya dibebaskan pada 2011 lalu, praktek tersebut masih berlangsung. Menurutnya sekira 800 tahanan tewas tiap tahunnya karena kurang gizi, penyakit menular, dan kecelakaan kerja.

Anak-anak diajarkan menggambar pemimpin Korut menikam prajurit Amerika Serikat (AS) dan Jepang
Berdasarkan keterangan dari anak-anak yang diwawancara oleh PBB, mereka diajarkan untuk mendewakan pendiri Korea Utara, Kim Il-Sung. Mereka pun diharuskan menggambar sosok pemimpin tertinggi Korut yang menyenangkan Kim Il-Sung. Gambar yang bagus akan dipajang di sekolah. Pada umumnya, gambar itu menunjukkan sosok keluarga Kim atau anaknya menikam prajurit Jepang dan AS.

Setiap rumah dilengkapi pengeras suara, agar propaganda pemerintah bisa didengar dengan jelas
Pemerintah Korea Utara memasang saluran penyiaran tetap yang disalurkan melalui rumah-rumah warganya. Setiap rumah warga itu dipasangi pengeras suara agar propaganda pemerintah dengan jelas terdengar. Saluran itu digunakan untuk menyiarkan berita terlarang, informasi dari pemerintah, dan siaran keadaan darurat.

Korea Utara melakukan penulisan ulang sejarah
Menyusul eksekusi yang diperintahkan oleh pemimpin Korut saat ini, Kim Jong-Un, terhadap pamannya Jang Song-Thaek, sekira 35 ribu artikel dari kantor berita Korut, KCNA dan 20 ribu lainnya dari website Rodong Sinmun, dihapus. Langkah ini ditengarai sebagai upaya untuk menghapus jejak Jang dari sejarah Korut, sekaligus upaya Jong-Un untuk menunjukkan kekuasaannya. 

Kekerasan seksual biasa dilakukan oleh pejabat negara
Saksi yang berbicara kepada penyelidik PBB mengaku bahwa kekerasan terhadap perempuan biasa dilakukan oleh pejabat negara. Penyiksaan ini tidak hanya dialami oleh perempuan di dalam rumah, tetapi perempuan biasa disiksa secara seksual di muka publik.
Para pejabat pemerintah kerap menjadikan kekerasan seksual sebagai hukuman. Umumnya para pejabat yang melakukan tindakan tersebut adalah prajurit. Sementara tindak pemerkosaan terhadap anak-anak kerap diberikan hukuman, hal berbeda justru diterapkan pada kasus pemerkosaan di mana korban usia dewasa. Pemerkosaan terhadap perempuan dewasa justru tidak dianggap sebagai kejahatan.

Rakyat Korea Utara dibagi dalam tiga kasta dan 51 kategori berdasarkan tingkat loyalitas mereka.
Kasta Inti, yang terdiri dari rakyat berasal dari keluarga pekerja, keluarga dari anggota partai yang masuk dalam pergerakan revolusi. Selain itu, kasta ini juga termasuk dari keluarga pahlawan, kaum intelektual, keluarga dari korban perang Korea serta keluarga dari mereka yang setia terhadap pemerintah.
Kasta Umum yang termasuk di dalamnya kalangan pedagang, seniman, pemiliki usaha kecil serta kelompok warga yang berasal dari Korea Selatan (Korsel) dan keluarga dari warga Korea Utara yang pergi ke Korea Selatan. Warga Korea Utara yang dideportasi dari Tiongkok juga termasuk dalam kasta ini. Kasta ini juga termasuk mereka yang sempat memiliki pengaruh dalam lingkungan masyarakat.
Kasta Kompleks terdiri dari mereka yang merupakan petani kaya, pedagang, industrialis, pemilik lahan atau mereka yang memiliki aset pribadi dan sudah direbut oleh pemerintah. Pembelot dari Korea Selatan juga termasuk dalam kasta ini. Sementara beberapa kelompok agama seperti Katolik dan Budha juga berada di dalam Kasta Kompleks. Anggota partai dan pejabat yang dikeluarkan juga termasuk dalam kasta ini serta mereka yang membantu Korsel dalam Perang Korea. Selain itu, ada pula keluarga dari mata-mata yang tertangkap atau dipenjara. Kelompok kapitalis yang asetnya sudah direbut oleh pemerintah juga termasuk dalam kasta ini. 

Korea Utara diperkirakan sudah menculik sekira 200 ribu warga asing sejak 1950, termasuk perempuan yang dijadikan istri
Warga asing yang diculik oleh Korea Utara mencapai angka 200 ribu orang. Beberapa dari mereka yang diculik merupakan perempuan yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, dan beberapa negara Asia. Sebagian besar dari perempuan itu, dijadikan istri kepada warga asing yang sudah tinggal di Korea Utara sejak lama. 

Satu saksi mengaku melihat seorang perempuan menyelundupkan kabel tembaga di dalam jasad bayinya.
Menurut keterangan seorang saksi kepada penyelidik PBB, dirinya melihat seorang perempuan menggendong bayi pada punggungnya. Perempuan itu kemudian meletakkan bayinya di meja, tetapi saksi menyadari bahwa bayi itu berusia sekira 18 bulan dan sudah meninggal.
Saksi mengaku melihat ada darah di sekitar perut bayi itu. Ketika polisi bertanya, perempuan itu hanya bisa menangis dan diiringi oleh tindakan polisi yang tiba-tiba saja merobek perut bayi tersebut. Ternyata ada sekira kabel tembaga seberat dua kilogram ditemukan di dalam perut bayi. Ini menunjukkan bahwa rakyat Korut akan berbuat apapun untuk tetap bertahan hidup.
***
 
Pohon Natal
Korea Utara memperingatkan Korea Selatan mengenai "konsekuensi yang tak diduga" jika Seoul tetap menyalakan pohon-pohon Natal yang terletak di dekat perbatasan. Mereka akan membalas apa yang disebutnya sebagai upaya propaganda. Situs resmi Korea Utara, Uriminzokkiri menyebut rencana itu sebagai upaya keji bagi perang urat syaraf antara Korea Utara dan Selatan dan mereka mengancam akan segera membalas ketika pohon dinyalakan. "Mereka mesti menyadari, mereka mesti bertanggung jawab sepenuhnya atas konsekuensi yang tak terduga yang mungkin muncul" masalah ini lanjut Uriminzokkiri "Ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan saja.” Kementerian Pertahanan Korea Selatan sebelumnya menyatakan pemerintah tetap menyetujui permintaan Gereja Seoul untuk menyalakan dua lagi pohon natal di menara baja di atas bukit yang dikuasai militer di dekat perbatasan, setelah sebelumnya satu pohon telah dinyalakan dan diberi tembakan peringatan oleh Korea Utara. Bukit setinggi 155 meter di Korea Selatan itu, terletak sekitar tiga kilometer dari perbatasan, berada dalam jarak tembak Korea Utara. Sedang menurut informasi yang Tim PPGI dapat dari situs Gereja Korea, Pohon natal tersebut dinyalakan sebagai upaya penyampaian pesan damai dan persaudaraan dari umat Kristen di Korea Selatan, mereka mengakui mereka akan tetap teguh membiarkan pohon natal itu menyala walaupun Korea Utara menganggap hal itu sebagai ancaman. Kedua Korea pada 2004 mencapai kesepakatan untuk menghentikan propaganda lintas-perbatasan tingkat-tinggi dan Korea Selatan diminta menghentikan upacara Natal tahunannya dengan menyalakan pohon-pohon natal. Tapi Seoul yang kebanyakan beragama Kristen tetap melanjutkan kegiatan tersebut Desember lalu, di tengah ketegangan militer dengan Pyongyang. Korea Utara telah menuduh Korea Selatan memasang pohon Natal untuk menyebarkan agama di kalangan tentara dan rakyatnya. Walau Undang-undang dasar Korea Utara memberi kebebasan beragama, tapi bagi negara komunis seperti mereka undang-undang tersebut hanyalah tameng memperkuat pengaruh dari komunisme yang pada dasarnya tidak berketuhanan.

Korea Utara menjadi hacker
1. Korea Utara Diselidiki atas Serangan terhadap Sony
Sony Picture Entertaiment dikabarkan sedang menyelidiki penyerangan situs yang dikembangkannya terhadap Korea Utara. Sejumlah informasi menyebutkan, hal ini berkaitan dengan hasil debut film terbaru yang akan dirilis Sony. Dalam film “The Interview” yang menceritakan tentang rencana pembunuhan Presiden Korea-Utara, Kim Jong-un. Film yang bernuansa komedi dan dimainkan oleh Seth Rogan dan James Franco ini adalah menceritakan tentang wartawan yang mendapatkan akses untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, namun sudah diinstruksi dan direkrut CIA untuk membunuhnya. Sejak film ini diumumkan, pihak Korea Utara memang sempat melaporkannya ke dewan keamanan PBB. Laporan tersebut menyatakan bahwa film tersebut adalah “Dukungan paling jelas terhadap tindakan terorisme dan aksi perang”, dan pihaknya tidak menyukai hal tersebut. Diduga kuat film ini yang menjadi dasar atas penyerangan terhadap situs Sony Picture.

Beberapa waktu lalu karyawan dari Sony Picture Entertainment melaporkan bahwa situs Sony Picture telah menampilkan sebuah gambar ancaman. Dan diduga besar hal tersebut adalah hasil dari serangan/ hacker dari penjahat cyber. Dalam tampilan halaman tersebut, terdapat pesan ancaman dari para penjahat cyber yang berisikan. “Kami sudah memperingatkan Anda (Sony), dan ini baru permulaan. Kami akan terus melakukannya, sampai permintaan kami dipenuhi. Kami telah memperoleh semua data internal perusahaan termasuk rahasia dan rahasia atasan. Jika Anda tidak mematuhi, kita akan melepaskan Data yang ditunjukkan di bawah ini untuk dunia.”

Akibat dari serangan hacker tersebut, situs Sony Picture secara keseluruhan mengalami sistem komputasi yang down. Bahkan, akibat dari penyerangan ini, Sony menutup akses situs hingga tiga Minggu untuk kembali pulih. Sumber informasi lain menyebutkan, karyawan dalam Sony juga diminta untuk menutup  koneksi ke jaringan perusahaan atau mengakses email internal mereka.

2. Kim Jong-un Mengakui Serangan Terhadap SPE
Pejabat Korea Utara menyatakan “Tunggu dan lihat” ketika ditanya mengenai keterlibatan Korea Utara dalam serangan terhadap situs milik Sony. Sebanyak lima film diklaim telah bocor keluar dan bebas diakses secara online. Film yang telah bocor tersebut adalah film dari remake Annie yang rencananya dirilis pada minggu kedua Desember, serta Furry, Mr Tuner, Still Alice, dan Two Write Love on Her Arms, dan The Interview.

3. Korea Utara Memiliki 3000 Hacker
Serangan yang dilancarkan pihak Korea Utara terhadap situs Sony Picture Entertainment diindikasi sebagai rasa sakit hati pemerintahnya, pada film yang diterbitkan Sony yang menggambarkan rencana pembunuhan terhadap Presiden Korea Utara, Kim Jong-un. Seperti diketahui, sebuah kelompok misterius yang disebut #GOP (penjaga perdamaian) telah mengambil kredit untuk meng-hack dan mem-posting peringatan pada sistem komputer Sony. Pemberitahuan serangan ini sendiri, didapat dari karyawan perusahaan yang melaporkan adanya gambar dan tulisan ancaman dalam situs.

Serangan ini sendiri memang telah diakui oleh pejabat Korea Utara yang mengakui hal tersebut sebagai balasan sakit hatinya. Seperti diketahui, Korea Utara sendiri memiliki sebanyak 3.000 tentara cyber atau hacker yang memang dibangun dan dipekerjakan untuk membantu pemerintahan Kim dalam mengacaukan musuh-musuhnya dari jalur Internet.  Besar kemungkinan bahwa Sony Picture Entertaiment sendiri masuk dalam hitungan sebagai ‘musuh’ dalam kasus ini. Bahkan, pejabat Korea Utara telah membuat ancaman melalui utusannya di PBB, Ja Song-Nam yang mengatakan akan ada ‘Respon tanpa ampun’ jika film tersebut tidak dibatalkan.
***
Namun, ada sisi keakraban antara Korea Utara dan Korea Selatan. Korea Selatan sering memberikan bantuan dana kepada Korea Utara ketika Korea Utara dilanda kelaparan hebat, dan pengiriman delegasi Korea Selatan ke Korea Utara untuk menghormati wafatnya Kim Jong Il, ayah dari Kim Jong Un. Korea Selatan sering mengusahakan hubungan baik dengan Korea Utara dengan beberapa pertemuan, namun ujung-ujungnya gagal.

Korea Selatan hentikan bantuan
Korea Selatan menghentikan program bantuan korban banjir di negara tetangga, Korea Utara. Keputusan ini diumumkan Rabu, 24 November 2010, setelah Korea Utara membombardir Pulau Yeonpyeong, Korsel, sehari sebelumnya. 
Menurut laman harian Korea Herald, penghentian bantuan ini merupakan cerminan kemarahan Seoul atas serangan militer negara komunis itu, yang menewaskan dua tentara Korea Selatan dan melukai belasan lainnya. 

Juru bicara Kementerian Unifikasi Korea Selatan, Chun Hae-sung, mengatakan sekitar 5.000 ton beras, tiga juta dus mie instan dan 3.000 ton bahan bangunan telah dikirim ke kota Sinuiju, Korea Utara, yang terletak dekat Tiongkok. Kota ini adalah yang terparah terkena dampak banjir akibat luapan sungai Yalu. 

Namun, bantuan berikut berupa 7.000 ton bahan bangunan dan peralatan medis senilai US$ 500.000 (Rp 4 Miliar) batal dikirim setelah penyerangan artileri Korea Utara. 

Pemerintah Korea Selatan selama ini sering mengirim bantuan kemanusiaan ke Pyongyang. Menurut Seoul, bantuan tersebut berguna dalam menciptakan perdamaian di semenanjung Korea. 

Namun, sikap Seoul kini berubah setelah lagi-lagi diserang Korea Utara. Pada Maret lalu, satu kapal patroli Korsel ditorpedo oleh kapal selam Korea Utara. Sekitar 46 pelaut Korea Selatan tewas. Korea Selatan sudah memperlihatkan bukti, namun Korea Utara membantah penyerangan itu.

Korea Utara sebenarnya tengah menderita krisis pangan setelah dilanda sejumlah bencana alam dan menderita sanksi perdagangan dari PBB maupun dari banyak negara terkait kepemilikan senjata nuklir. Kelaparan yang terjadi di Korut selama satu dekade terakhir diperkirakan telah merenggut nyawa dua juta jiwa.

Selama ini, negara yang paling dekat dengan Korea Utara adalah Russia dan Tiongkok karena kedua negara tersebut memiliki kesepahaman dengan Korea Utara, yakni sama-sama menganut paham Komunis. Ada yang menduga ada Tiongkok dibalik Korea Utara karena Tiongkok berupaya menakut-nakuti negara yang mengganggu kepentingannya. Namun tampaknya hal itu belum sepenuhnya terbukti karena nyatanya terkadang Tiongkok berupaya menjauhkan diri dari Korea Utara.

Yang jelas, apapun perbedaan prinsip antara Korea Utara dan Korea Selatan ini jangan dijadikan negara, oknum, individu tertentu sebagai suatu kesempatan untuk merusak perdamaian dunia.


Sumber
http://zulrafliadityaofficialblog.wordpress.com/2014/02/19/10-kekejaman-pemerintah-korea-utara-versi-pbb/
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/190335-dihajar-korut--korsel-hentikan-bantuan
http://www.kabargereja.papua.us/2011/12/anggap-profokasi-korea-selatan-larang.html
http://alvienrizki.com/korea-utara-serang-situs-sony-pictures-entertainment/

1 komentar: