Oke guys, ini postinganku yang pertama setelah "menghilang" dari peredaran karena UN dan kesibukan lainnya deh :p
Langsung ajah yaaa...
Kita seringkali berpikir "enak ya jadi kayak dia" , "enak ya punya keluarga
kayak dia", "enak ya hidup kayak dia", "enak ya cakep kayak dia", dan lain-lain...
Langsung ajah yaaa...
Kita seringkali berpikir "enak ya jadi kayak dia" , "enak ya punya keluarga
kayak dia", "enak ya hidup kayak dia", "enak ya cakep kayak dia", dan lain-lain...
Kita selalu berpikir untuk "kayak" orang lain yang
menurut kita punya kehidupan yang lebih enak. Memang itu bagus-bagus ajah dan
sah-sah ajah pasti setiap manusia pernah berpikir begitu, ya aku sendiri pun
pernah berpikir begitu :) tapi berpikir untuk menjadi orang lain kadang-kadang
bisa menjadi boomerang buat diri kita sendiri. Efek buruknya kita jadi ingin
lepas dari kenyataan hidup dan selalu ingin menjadi orang lain ; banyak
mengeluh, ga pede, merasa diri kurang dalam banyak hal, lebih sering
marah-marah karena merasa bosan dengan keadaan kita sekarang yang never change
like her/him :D
Aku pernah ngalamin syndrome
"be others self". Aku ngeliat temenku yang cantiknya lumayanlah, dia
disukai banyak temen, anak orang kaya, punya orang tua yang lengkap, anter
jemput naik mobil, dll dari 0 sampe sekian aku ngerasa dia lumayan perfect dan
aku pengen hidup kayak dia dengan keluarga yang perfect banget. Ibaratnya sih
kagum sama rumput tetangga yang lebih hijau.
Tapi ternyata dia cerita, ternyata
dia kepengen banget punya keluarga seperti keluarga temenku yang lainnya. Dia
ngerasa hampa, punya keluarga yang tidak seharmonis keluarga lainnya. Ternyata
kehidupan keluarganya tidak seperti yang aku bayangkan, di tengah kemewahannya,
keluarganya kurang akrab, masing-masing sibuk sendiri, sering ribut, pokoknya
mama-papanya susah menyatu.
Dari pengalaman itu aku jadi
tahu, apa yang kita bayangkan di depan itu ternyata ga semulus apa yang di
dalamnya. Aku jadi ngerasa meskipun aku bukan dia yang punya keluarga lengkap,
meskipun aku bukan dia yang dianter jemput naik mobil, punya gadget mahal,
cantik, banyak teman, punya pesona dalam pergaulan dan lainnya ternyata aku
lebih bahagia daripada dia. Aku punya keluarga yang sederhana yang semuanya
bisa bersatu, lebih gampang ngumpulnya, akrab meskipun keluargaku sering
dilanda problem juga yang ga bisa diceritain di sini, ternyata setelah aku
rasa-rasa aku lebih "enak" daripada dia.
Saking ngototnya ingin
menjadi orang lain seringkali kita kurang memperhatikan apa yang udah Tuhan
kasih buat kita. Tuhan selama ini sudah baik buat kita, ibaratnya kita pengen
punya rumput seperti rumput tetangga yang lebih hijau padahal rumput kita
meskipun ga sehijau punya tetangga ternyata lebih bergizi buat kambing-kambing
kita daripada punya tetangga. Punya tetangga memang lebih hijau hanya
perawatannya lebih mahal dan berpenyakit karena sering dikasih bahan kimia
pestisida. Rugi kan? Mending milih rumput sendiri ajah :)
Jadi intinya, perbanyak
bersyukur dan menjadi diri sendiri itu lebih baik daripada terus ingin menjadi
diri orang lain yang hasilnya menjadi penyakit batin yang berujung penyakit
fisik juga :)
Hidup itu boleh-boleh ajah
melihat ke atas tapi perlu juga melihat ke bawah jadi kita ga terus-terusan
berpikir "enak kayak dia ya" harusnya kita jadi berpikir "untung
gue dikasih gini sama Tuhan, ternyata ada yang lebih susah. Ternyata di atas
juga ga senyaman yang dipikirkan. Makasih Tuhan". Tuhan sudah kasih
manusia takdir yang bisa kita ubah kalo kita pengen berusaha, Tuhan juga udah
menempatkan kita di posisi yang tepat, istilahnya kursi yang tepat, jadi jangan
keterusan mengingini kursi lainnya.
Dalam hidup ini, kita hanya
perlu melakukan 4B1M : bersyukur,
berusaha, beramal, berbuat baik dan mendekatkan diri kepada cinta kasih Tuhan.
Karena apapun yang kita ingini pasti akan tercapai suatu saat nanti atau mungkin
Tuhan memberi lebih dari yang kita ingini. Kita ga pernah tahu rencana Tuhan,
Tuhan memang tidak langsung memberi, tapi ia pasti memberi. Sadar ga kalo sebenarnya doa kita itu terkabul hanya
Tuhan memberi dengan cara yang berbeda? Misalnya kita lagi pengen gadget mahal
tapi ternyata Tuhan kasih kita keluarga yang sayang sama kita. Nah karena Tuhan
tau segalanya, Tuhan tau kita lebih membutuhkan itu dibandingkan gadget
mahal. Entah bagaimana caranya Tuhan
memberi yang penting 4B 1M harus benar-benar diterapkan dalam hidup kita secara
utuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar